Arabisasi dan Budaya Impor Gundulmu

Hari ini seorang teman (atau lebih tepatnya mantan dosen) men-shared foto di bawah ini di salah satu akun media sosial miliknya. Kaget dan sedih, karena beliau adalah salah satu dosen favoritku dan mengetahui pemikirannya cuma sebatas itu membuatku kecewa.


Aku tanya serius ya, apa yang salah dengan memakai pakaian adat tapi memakai kerudung/jilbab? 
Apakah dengan memakai jilbab terjadi pelanggaran pasal penistaan kebudayaan?
Apakah, kami, pemakai jilbab dilarang memakai pakaian adat dari asal daerah kami sendiri?
Jadi sekarang kita, sesama anak bumi nusantara, jontok-jontokan karena perbedaan keyakinan?
Jadi, yang mengagung-agungkan lalu menistakan bhineka tunggal ika itu siapa sekarang?

Kalau dicermati, promo yang disampaikan poster di atas jelas-jelas untuk muslimah. Anda yang berkomentar sinis, coba cek lagi di bawah perut dan di dalam kepala ada apa.

Dan tahu kah anda, jilbab bukan hanya milik arab dan agama Islam. Jilbab sudah diperkenalkan sejak sebelum agama-agama samawi (yahudi, nasrani, dan kristen). Konsep jilbab yang menjaga dan menutup kehormatan wanita adalah konsep universal setiap agama samawi. Pelacur pada masa Yahudi kuno dilarang menggunakan jilbab, jika mereka tetap memakai itu tanda bahwa mereka ingin dihormati. 


Arabisasi dan budaya impor gundulmu :))
  

No comments:

Post a Comment