DIKW (Data-Information-Knowledge-Wisdom) for Dummies

Kuliah perdana kelas Isu-Isu Kontemporer minggu kemarin diampu oleh bapak Ida Fajar Priyanto, BA, MA., PhD. Beliau memaparkan sekilas perihal perbedaan data, informasi, dan pengetahuan sebagai pengantar ke isu-isu informasi. Perbedaan ketiga hal tersebut sederhana saja sebenarnya, dapat dipahami dengan common sense, namun kalau sudah masuk ranah ilmu pengetahuan akademis bisa 'dirumitkan' a.k. dibuat tulisan kritis yang mencari celah untuk unjuk perspektif dan argumen. Duh, gawat. Saya masih lemah dalam menulis tulisan akademik, apalagi menulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lha wong tahu kalau EYD sudah diubah menjadi EBI saja baru dua minggu lalu. Belum tamat membiasakan penggunaan EYD kok ini sudah ada perubahan. Sebentar, sebentar. EBI? Kalau EYD, asalkan warga negara Indonesia dan ketika lulus SD tidak nyogok, pasti tahu kalau itu adalah singkatan dari Ejaan Yang Disempurnakan. Lha EBI?
Jadi begini. Saya kaitkan dulu ya dengan isi kuliah kemarin. EBI adalah sebuah data. Sebuah hasil dari penemuan, riset, pengumpulan, dan penciptaan. Data merupakan material mentah dan relatif tidak berguna. Data menjadi bermakna jika diberi konteks, misalkan dihubungkan dengan kata EYD yang familier, pikiran kita akan terhubung dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Pemberian konteks dan tindakan pemrosesan pada sebuah data menghasilkan sebuah informasi. Informasi membuat data menjadi penting bagi orang lain karena hal tersebut memerlukan hubungan dan pola antar data. Agar menjadi sebuah informasi, data harus diorganisir, diubah, dan ditampilkan dengan konteks yang sesuai.

Setelah melalui proses googling akhirnya tahu kalau EBI adalah singkatan dari Ejaan Bahasa Indonesia. Sistem ejaan keempat yang pernah digunakan di Indonesia setelah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) resmi dipensiunkan pada 25 November 2015. Salinan surat keputusan terkait dapat diunduh di siniSekarang kalau sudah tahu apa itu EBI apakah semerta-merta jadi sebuah pengetahuan? Wah ya ndak secepat itu, kisanak. Potongan-potongan informasi hanya akan menjadi sebuah pengetahuan jika ditambah dengan penafsiran, kesadaran, atau pengalaman.  Tahu apa kamu mengenai Ejaan Bahasa Indonesia jika menulis secara baik dan benar saja bisa dihitung jari? That ratiocination, my friend, is a wisdom. Kearifan hanya tercapai melalui kontemplasi, evaluasi, restrospeksi, dan interpretasi. Kearifan bersifat personal karena kearifan tidak dapat begitu saja diciptakan seperti saat menciptakan data dan informasi.
Since this post is created for the dummies, relasi antara data-informasi-pengetahuan-kearifan (data-information-knowledge-wisdom) dapat dicermati lewat dua ilustrasi di bawah ini.
Versi for 'dummies':
 
"Data transforms to information by convention, information to knowledge by cognition, and knowledge to wisdom by contemplation.”
Versi 'it's not that simple you fool':

The “understanding spectrum” developed by Nathan Shedroff

Saat mencermati continuum diatas, saya penasaran siapa itu Nathan Shedroff. Terima kasih google, peramban kesayangan kita semua, ternyata Nathan Shedroff adalah seorang desainer/arsitek informasi. Info ini terbilang baru bagi saya. Desainer baju, desainer interior, atau arsitek rancang bangun pernah saya dengar sebelumnya. Namun desainer/arsitek informasi? Sekali lagi. terima kasih google, peramban kesayangan kita semua, arsitektur informasi (atau arsitektur teknologi informasi, arsitektur sistem informasi, infrastruktur teknologi informasi) adalah suatu pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu informasi (Tuban, McLean, Wetherbe, 1999). Lebih lanjut Tuban menjelaskan bahwa tujuan dari arsitektur ini adalah agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis strategis organisasi.
Dari definisi di atas tersirat ada kaitan antara informasi dengan dunia teknologi dan bisnis. Informasi ternyata tidak sesederhana yang saya pikir. Informasi tidak terbatas pada perpindahan pesan, berita, atau ilmu yang baru saja didapatkan. Informasi tidak terbatas pada hal abstrak dan filosofis, informasi bisa saja berupa sistem. Definisi ganda informasi akan saya coba jabarkan di kemudian hari.

Meanwhile, happy Monday!





Daftar bacaan:
Shedroff, N. (1994). Information Interaction Design: A Unified Field Theory of Design. Dipetik August 20, 2017, dari http:/www.nathan.com/thoughts/unified
Turban, Efraim; McLean Ephraim; dan Wetherbe, James. 1999. Information Technology for Management. New York: John Wiley & Sons, Inc. 


2 comments:

  1. Hirarki DIKW masih dipecah lagi karena dalam data ada hirarkinya juga, demikian halnya dalam pengetahuan. Rumitlah akhirnya pemahaman tsb.

    ReplyDelete